DENPASAR - Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Provinsi Bali dihubungi melalui pesan elektronik, mengenai akan dibukanya kembali Toko weChat 'China' yang pada waktu yang lalu sempat menjadi biang praktek jual beli kepala dan jual murah pariwisata Bali.
Ketua GIPI Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana saat ditanya tentang toko - toko tersebut, yang pada waktu lalu di beberapa portal berita pernah dikesankan memihak dan sudah dibantahnya itu melalui jumpa pers di kawasan Sanur, Denpasar Selatan, Senin (22/10/2018) sore.
Menjawab tegas toko oleh-oleh China itu sangat merugikan Pariwisata Bali.
" Rugi karena terjadi ekpsploitasi wisatawan. Tidak ada yang diuntungkan dari wisatawan maupun industrinya, " tegasnya melalui pesan elektronik, Sabtu (18/02/2023).
Ia menolak juga telah mendengar sudah ada yang buka, walau dibawah terdengar desas - desus akan dibuka kembali per-awal April 2023. Ia juga menerangkan bahwa jumlah wisatawan China belum banyak, sekitar 10.000 wisatawan bulan lalu.
" Mungkin mereka persiapan menerima untuk Bulan juni "
Pernyataannya sejalan dengan Gubernur Bali dalam rapat koordinator yang diikutinya bahwa tidak boleh ada toko yang menjual barang China lagi (oleh-oleh untuk wisatawan). Barang yang biasanya dijual untuk menutupi subsidi akomodasi tamu China itu seperti, Sutra China, Latex, Panci dan Jewelry (perhiasan).
Ditanyakan soal beking yang ada untuk melindungi toko oleh-oleh itu, dirinya tidak paham soal hal itu.
Baca juga:
Gianyar, the Wonderful of Bali
|
" Karena ini melanggar saya pikir harus berpikir untuk jadi beking, " ujarnya.
" Saya yakin ini tidak akan terjadi, karena ini sudah berkoordinasi dengan temen-teman ASITA dan sudah RAKOR (rapat koordinasi) pula dengan Gubernur "
Dalam pembicaraan dengan Ketua GIPI Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana yang akrab dipanggil Gus Agung, ia juga mengesankan bahwa potensi wisatawan dari China tidak boleh diabaikan.
" Kita lagi mempersiapkan produk-produk lokal yang bisa kita jadikan oleh-oleh wisatawan China "
" Kita lagi mengamati Thailand yang sudah duluan menerima wisatawan China, untuk melihat trend pasar China setelah Pandemi, ada beberapa yang potensi, tiang masih menunggu laporan tim yang melakukan pengamatan di Thailand "
Ia juga memaparkan strategi Bali Tourism Board yang berpotensi membantu meningkatkan jumlah wisatawan Tiongkok yang berkunjung ke Bali pada tahun 2023 dalam pesan elektroniknya.
" Tetapi akan menjadi tantangan karena pandemi yang sedang berlangsung. Berikut adalah beberapa hal yang akan kita lakukan bersama Divisi Mandarin "
1. Promosikan Bali sebagai destinasi yang aman dan bersih. Dengan pandemi yang masih berlangsung, keamanan dan kebersihan akan menjadi perhatian utama bagi para pelancong. Menekankan upaya Bali untuk menjaga pengunjung tetap aman dan sehat dapat membantu menarik wisatawan Tiongkok.
2. Sesuaikan kampanye pemasaran dengan wisatawan Tiongkok. Hal ini dapat mencakup penggunaan platform media sosial yang populer di Tiongkok, seperti WeChat dan Weibo, dan memproduksi materi pemasaran dalam bahasa Mandarin.
3. Bermitra dengan agen perjalanan dan operator tur Tiongkok. Perusahaan-perusahaan ini dapat membantu mempromosikan Bali kepada wisatawan Tiongkok dan memudahkan mereka untuk merencanakan dan memesan perjalanan ke pulau ini.
Baca juga:
17 things to do in Ubud Bali Indonesia
|
4. Tawarkan penawaran dan insentif khusus. Menawarkan diskon atau penawaran khusus lainnya kepada wisatawan Tiongkok dapat membantu membuat Bali lebih menarik dan terjangkau.
5. Mendorong pertukaran budaya. Mendorong wisatawan Tiongkok untuk mengenal budaya Bali dan mendorong orang Bali untuk belajar lebih banyak tentang budaya Tiongkok dapat membantu menciptakan hubungan yang lebih dalam antara kedua negara.
Menghubungi Acuan dan Johan yang sempat memiliki toko oleh - oleh weChat China yang ditutup beberapa tahun lalu, belum mengkonfirmasi tentang desas-desus rencana dibukanya toko tersebut sampai berita ini turun.
Tentu semua kondisi itu harus sesuai dengan Perda 5 Tahun 2020 Standard Penyelenggaraan Kepariwisataan budaya Bali dan Pergub 28 Tahun 2020 tata kelola pariwisata Bali. (Ray)