DENPASAR - Gerakan masyarakat Adat untuk menata daerahnya sendiri ditunjukan oleh gerakan aksi budaya masyarakat Desa Adat Sidakarya dalam mendukung pembangunan terminal khusus LNG (liquefied natural gas) di kawasan pesisir pantai Sidakarya, Denpasar.
Baca juga:
Kekuasaan Diruntuhkan oleh Sang Waktu
|
Bertempat di wewidangan Desa Adat Sidakarya bertajuk mendukung dibangunnya Terminal Khusus LNG Bali di Kawasan Pesisir Pantai Sidakarya, yang diikuti sekitar 70 (tujuh puluh) orang peserta dengan koordinator dan Penanggung Jawab Jero Bendesa Adat Sidakarya I Ketut Suka, Rabu (26/04/2023).
Kegiatan itu dihadiri pula Wayan Madrayasa, SH., selaku perbekel Desa Sidakarya, prajuru dan perwakilan warga banjar adat Se - Desa Sidakarya, perwakilan Karang Taruna Desa Sidakarya, bankamda Desa Sidakarya, perwakilan LPM Desa Sidakarya, perwakilan STT dan Yowana Desa Sidakarya.
Kegiatan itu meliputi pemasangan 5 titik baliho dan 10 titik spanduk di wilayah Desa Adat Sidakarya, seperti di sekitar areal Jalan By Pass Ngurah Rai, dan areal Pantai Sidakarya yang dipasang serentak.
1 Baliho serta 4 Spanduk - Areal pantai Muntig Siokan sidakarya / Pantai Sidakarya, 1 Spanduk - Jembatan Perumahan Kerta Petasikan Sidakarya, Jl. By Pass Ngurah Rai, 1 Spanduk - Sebelah Utara Jl. By Pass Ngurah Rai sebelah, 1 Baliho - Depan Areal Parkir Embung Sanur, Jl. By Pass Ngurah Rai Desa Sidakarya, 1 Baliho - Tukad Ngenjung Sidakarya, Jl. By Pass Ngurah Rai, 1 Baliho - Depan Kantor Desa Sidakarya, 8 Spanduk - Sebelah Selatan Embung Sanur Jl By Pass Ngurah Rai Desa Sidakarya, 1 Baliho di sebelah timur Tukad Rangda Sidakarya Jln. By Pass Ngurah Rai, 1 Baliho di sebelah SPBU dekat jalan Kerta Petasikan.
Menyapa Bendesa Adat Sidakarya I Ketut Suka mengatakan bahwa pembangunan tersus LNG di kawasan perairan selat Bali di Pesisir Desa Sidakarya diharapkan dapat mewujudkan Bali Mandiri Energi Bersih.
" Kami berharap aspirasi ini didengar oleh pemerintah, kami ini masyarakat kecil mudah - mudahan dengan tulisan (spanduk) bisa didengar, " sebutnya, Rabu (26/04/2023), di kantor desa Sidakarya.
Ia juga menegaskan bukan hanya untuk Desa Adat Sidakarya tetapi Bali. Program seperti ini harus didukung penuh.
" Segala kegiatan kita dalam keagamaan pasti bersentuhan dengan wilayah pantai, dengan adanya penataan ruang itu nantinya, pasti akses ke pantai bagi masyarakat adat Sidakarya bisa terwujud, " harapnya.
Aspirasi ini juga disampaikan oleh Perbekel Desa Sidakarya, dimana keberadaan tersus LNG ini diharapkan mampu melepaskan Bali kedepannya dari ketergantungan pasokan listrik dari Pulau Jawa.
Ia juga menekankan dengan serius bahwa bila aksi kali ini tidak ada respon dari pemerintah, ia akan mengerahkan aksi massa yang lebih besar.
" Semua banjar sudah setuju disini berdasarkan paruman desa adat, seluruh komponen dan elemen masyarakat Bali mendukung hal ini "
Begitu juga kelompok nelayan KUB muntig siokan Sidakarya mendukung secara penuh harmonisasi penataan kawasan untuk kepentingan desa adat nelayan terminal LNG Pelabuhan serangan intern dan Sesetan.
" Kami 4 Desa sangat mendambakan penataan tersebut dan kami sudah sangat harmonis kenapa tidak direkomendasikan Bos, ada apakah bos "
" Jangan kebiri hak - hak masyarakat adat untuk tumbuh dan berkembang dan kami sangat siap untuk bergerak, " tegasnya tanpa ingin menyebutkan nama.
Pemasangan baliho dan spanduk berjalan dengan lancar dan tertib yang diiringi dengan musik bleganjur, namun sempat sedikit membuat macet kendaraan yang cukup padat di area bypass Ngurah Rai.
Seluruh rangkaian kegiatan tersebut berakhir pukul 18.00 wita dengan aman dan lancar. (Ray)